By: Abu Rabbani
Sosok DeLiang Al-Farabi
Sosok DeLiang Al-Farabi menjadi sorotan setelah videonya dikabarkan viral di Amerika Serikat. Tak hanya di negara Paman Sam, kini anak berusia 11 tahun asal Trenggalek ini juga menjadi perhatian media-media di Indonesia.
Yang membuat DeLiang istimewa adalah kemampuannya dalam menulis buku menggunakan bahasa Inggris. Saat ini, jumlah buku yang ditulisnya sudah mencapai 40 buku. Menariknya, beberapa buku tersebut masuk ke dalam daftar top chart Amazon di Amerika Serikat dan Inggris.
Profil DeLiang Al-Farabi
DeLiang adalah anak pertama dari tiga bersaudara yang lahir pada 18 Juni 2011 di Taipei, Taiwan, dari pasangan Ario Muhammad dan Ratih Nur Esti Anggraini. Saat berusia empat tahun, DeLiang pindah ke Bristol, Inggris, bersama kedua orang tuanya yang sedang menempuh pendidikan S3 di University of Bristol.

Meskipun semua bukunya berbahasa Inggris, DeLiang sempat mengalami kesulitan berkomunikasi dalam bahasa Inggris saat pertama kali bersekolah di Bristol. Sebelumnya, ia hanya diajarkan berbicara dalam bahasa Indonesia. Namun, berkat dukungan dari orang tua dan gurunya, ia mampu beradaptasi dengan cepat dan meningkatkan kemampuan bahasa Inggrisnya. Sepulangnya dari Inggris, ia melanjutkan pendidikan melalui homeschooling dan berhasil menjadi siswa yang berprestasi.
Prestasi DeLiang tidak hanya terbatas pada bidang akademik dan kepenulisan. Ia juga beberapa kali menjadi pembicara dalam seminar, salah satunya seminar literasi yang diadakan via Zoom Meeting di hadapan siswa-siswa Polandia.
Berawal dari Hobi Membaca dan Menulis Diary
DeLiang dibesarkan di tengah keluarga yang sangat peduli pada literasi. Sejak usia dini, ia dikenalkan dan ditumbuhkan kecintaannya pada buku oleh kedua orang tuanya. Ario Muhammad, ayahnya, menyatakan melalui akun media sosial pribadinya bahwa ia memiliki trik khusus untuk membuat anak-anaknya mencintai buku dan membaca.
Ario tidak segan membelikan banyak buku sekaligus, terutama buku dengan topik yang sedang digemari anak-anaknya. Meski begitu, ia dan istrinya tetap memegang prinsip parenting yang membebaskan anak-anaknya, termasuk menjaga imajinasi mereka agar tetap tumbuh dan berkembang.
Kecintaan DeLiang pada menulis ditumbuhkan oleh sang ayah melalui kebiasaan menulis diary. Awalnya, ayahnya memberikan sebuah buku harian yang disebut "Silver Diary." Di buku itu, DeLiang bebas menulis apa saja. Ario meyakini bahwa kebiasaan menuliskan perasaan dalam diary dapat menjadi cara anak-anak untuk mengungkapkan emosi dan bermanfaat dalam mengembangkan kreativitas mereka.
Top 15 Dark Comedy Amazon USA & UK
DeLiang pertama kali menerbitkan bukunya yang berjudul DeLiang the Deer pada usia tujuh tahun. Karena regulasi penerbitan di Eropa yang menetapkan batas usia untuk penulis, Ario memutuskan untuk menerbitkan buku DeLiang melalui penerbit indie di Amazon.
Sejak saat itu, beberapa buku DeLiang terbit di sana, seperti novel A Tale of J: A Dark Winter, A Tale of J: Quirky Friends, dan Stories of the Worst Bullies History. Dua buku terakhir masuk ke dalam Top 15 Amazon Book di Amerika Serikat dan Inggris untuk kategori Dark Comedy.
Selain itu, novel fantasinya yang berjudul Rigel: The Last Guardian pernah mencapai posisi Top 50 Amazon di Amerika Serikat dan Inggris. Novel tersebut telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Rigel Sang Penyelamat: Planet Misterius dan diterbitkan oleh Bhuana Ilmu Populer. DeLiang menerima royalti pertamanya sebesar Rp20 juta pada usia 10 tahun.
Saat ini, DeLiang sedang mengerjakan proyek menulis buku bertema sejarah Nabi Muhammad, yang mengangkat kisah Perang Badar dengan judul The War of Badr. Buku ini kabarnya sudah memasuki tahap revisi dan akan diterbitkan oleh penerbit di London. Selain itu, beberapa buku DeLiang lainnya sedang dalam proses penerbitan, termasuk 20 seri buku yang dirancang khusus untuk membantu anak-anak Indonesia belajar bahasa Inggris.
Dicuplik dari:
Good News from Indonesia