Oleh: Abu Robbani (Roudlotul Jannah Islamic School)
Imam Al Ghazali membagi tiga kategori hati manusia yang perlu kita ketahui.
Pertama, hati yang sehat (Qolbun Salim)
Kondisi hati yang sehat memberikan keselamatan. Hati yang sehat memiliki tanda-tanda di antaranya,
- imannya kokoh,
- ahli bersyukur,
- tidak serakah,
- khusyuk dalam beribadah,
- suka berdzikir,
- penuh berkah.
Pemilik hati yang sehat akan merasakan hidup yang tenteran dan damai.
Kedua, hati yang sakit (Qolbun Marid)
Hati yang sakit adalah hati yang masih memiliki keimanan dan masih mau melakukan ibadah. Namun, hati yang sakit juga ternoda maksiat dan dosa. Tanda-tandanya adalah,
- selalu gelisah,
- jauh dari ketenangan,
- mudah marah,
- tidak pernah puas dengan apa yang dimiliki,
- susah menghargai orang lain.
Bisa dikatakan pemiliki hati yang sakit ini menjalani kehidupan pun merasa kurang nyaman.
Ketiga, hati yang mati (Qolbun Mayyit)
Hati yang mati adalah hati yang mengeras karena banyaknya kotoran yang sudah mengerak, melekat dalam qolbunya akibat dari dosa-dosa hasil perbuatan maksiat. Hati yang mati bisa membahayakan orang lain. Setiap perbuatan yang dilakukan, orang dengan hati yang mati tidak sanggup membedakan yang baik dan yang buruk. Mereka cenderung merusak.
Salah satu ciri hati yang mati ialah mereka yang sudah tidak mau lagi menerima nasihat agama. Kondisi hatinya gelap dari cahaya agama. Ketika mendapatkan nasihat, bukannya sadar, ia malah berbalik dengan sangkaan buruk kepada orang yang menasihati dan menuduh yang bukan-bukan, mengikuti dugaan-dugaan yang tidak berlandaskan ilmu.
Sebagaimana firman Allah SWT,
"Dan tidak ada yang mendustakan hari pembalasan itu melainkan setiap orang yang melampaui batas lagi berdosa, yang apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, ia berkata: "Itu adalah dongen orang-orang yang dahulu," sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka." (QS. Al-Muthafiffin: 83)
Ciri utama pemilik qolbun mayyit adalah menolak kebenaran dari Allah Aza wa Jalla dan selalu gemar berlaku dzalim terhadap sesama.
Manusia dengan qolbun mayyitun tidak mau menerima apapun yang dikatakan orang lain. Matinya hati adalah petaka besar bagi manusia yang mengalaminya. Terkadang, pemilik hati yang matipun tidak menyadarinya. Apabila ia tidak menyadari bahwa hatinya telah mati, orang tersebut akan terbuai dengan gemerlap dunia yang berujung menumpulkan ketajaman mata hati serta mengikis kesucian hati.
Bagi orang yang hatinya sudah mati, saat melakukan perbuatan baik atau buruk, dirasakannya sebagai hal yang biasa-biasa saja; tidak memiliki nilai sama sekali. Bahkan, ia akan merasa bangga dengan masa lalunya yang selalu dipenuhi perbuatan buruk, seperti mencuri, berzina, menipu dan sebagainya.
Sungguh, sangat merugi orang yang memiliki hati yang mati. Kalau Allah SWT tidak menghendaki untuk menyembuhkan hatinya, kemudian ia mati dalam kondisi tersebut, maka tentu ia akan diseret ke dalam neraka jahannam. Naudzubillahi min dzalik.
Sumber: Internet